6

Pada hari Kamis tepatnya tanggal 21 April 2016, SMA Negeri 7 Purworejo mengadakan acara Seminar Paradigma Pendidikan Indonesia Dulu dan Kini pada Abad 21, dalam rangka peringatan Lustrum V SMA Negeri 7 Purworejo yang bertepatan dengan Hari Kartini. Acara ini dilaksanakan di Gedung Wisma Budaya SMA Negeri 7 Purworejo pada pukul 08.30-13.00 WIB. Salah satu tujuan dari acara ini adalah mempromosikan bangunan cagar budaya, kompleks SMA Negeri 7 Purworejo sebagai wahana pendidikan berkualitas dari zaman dahulu hingga sekarang. Adapun sasaran dari acara seminar ini antara lain: guru, mahasiswa, pelajar, dosen, para pengambil kebijakan, dan masyarakat umum khususnya pemerhati sejarah, pendidikan, atau yang pernah bersekolah di Kompleks Gedung SMA Negeri 7 Purworejo. Pembicara dalam seminar ini yaitu: Bapak Agus Suwignyo, M.Phil.Ph. D. (Sejarawan Pendidikan Dosen FIB UGM) dan Ibu Nikmah Nurbaity, S.Pd.M.Pd. (Pendidik Profesional/Kepala SMA Negeri 7 Purworejo) yang dimoderatori oleh Drs. Sudibyo,M.Hum. (Dosen FIB UGM). Kegiatan ini diawali dengan menyanyikan Lagu Indonesia Raya.

Acara seminar ini mengulas tentang Hoogere Kweek Scholl (HKS, sekolah calon guru/kepala sekolah), yaitu HKS Purworejo (1914-1932) dan HKS Bandung (1920-1932). Hal ini juga diungkapkan oleh pakar budaya dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gajah Mada, Agus Suwignyo, M.Phil, Ph.D sebagai pembicara pertama. Beliau mengemukakan hal-hal berikut :

  1. Hoogere Kweekschool (HKS) adalah sekolah yg mendidik calon kepala sekolah dan guru-guru utama HIS.
    – HKS Purworejo adalah yang pertama dari 2 HKS yang ada sepanjang sejarah Hindia Belanda ( HKS Purworejo 1914-1932 dan HKS Bandung 1920- 1932).
    – HKS Purworejo berdiri pada 19 Oktober 1914 dan gedung utama selesai dibangun pada 1 September 1915 (ANNO 1915 – tertera di gedung utama menghadap ke timur)
  2. HKS adalah sebuah pendidikan terstandardisasi dengan seleksi siswa yang sangat ketat,sehingga kualitas bisa diandalkan dengan siswanya yang berasal dari seluruh wilayah negeri (Indonesia).
    -Lulusan HKS mudah mendapatkan pekerjaan, mulai dari pemerintahan seperti Otto Iskandardinata, Letkol Isdiman (pahlawan pertempuran Ambarawa), dan lain-lain.
  3. Menginspirasi dari keunggulan pendidikan HKS, maka lembaga-lembaga pendidikan yang menempati kompleks gedung ini berikutnya juga merupakan pendidikan unggul pada zamannya, seperti SGB, SGA, dan SPG serta diharapkan pada masa SMA sekarang hingga terus ke depan semakin pesat keunggulannya.

            Pembicara kedua dari acara ini adalah Ibu Nikmah Nurbaity, S.Pd.M.Pd. yang mengemukakan hal-hal berikut:

  1. Tantangan pendidikan abad 21 yang kompleks seperti, globalisasi (WTO, ASEAN Community, APEC, CAFTA), masalah lingkungan, kemajuan teknologi, perkembangan industri kreatif dan budaya, pergeseran kekuatan ekonomi dunia, dampak tekno-sains, kualitas investasi dan tranformasi pendidikan, dan lain-lain membawa tanggung jawab yang besar bagi para pendidik untuk menyiapkan para siswanya untuk mampu menjawab tantangan tersebut.
  2. Demi menjawab tantangan pendidikan abad 21 maka sebagai pendidik harus:
    – Menyiapkan diri sendiri dan siswa untuk menguasai IT;
    – Meningkatkan ketrampilan komunikasi;
    – Meningkatkan modal intelektual yang memadai;
    – Memiliki visi yang jelas;
    – Siswa menjadi pembelajar yang mandiri;
    – Menjadi komunikator yang percaya diri;
    – Menjadi warga negara yang peduli;
    – Menjadi kontributor yang aktif.

Gimana guys? Dari diadakannya kegiatan ini, tentu kita lebih tahu bukan tentang sejarah dari sekolah kita tercinta ini? Nah, mulai sekarang kita sebagai generasi penerus harus bisa menjadi generasi yang berkualitas untuk negara dimana kita harus bisa bersaing di tengah-tengah MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN). Semoga seminar yang telah dilaksanakan dapat memberi banyak manfaat sebagai pengetahuan, wawasan, bahan kajian atau diskusi yang terus menerus sehingga dapat mengurai permasalahan-permasalahan yang terjadi, baik dalam dunia pendidikan pada khususnya maupun masyarakat, bangsa, dan negara. (Red)

7