Mulai Tinta Celup hingga Lembaga Tempat Menggugat Kecurangan

 Kemeriahan pesta demokrasi Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2014 memang telah berakhir 9 Juli lalu. Namun, suasana khas ala pemilu masih terasa hangat di SMA Negeri 7 Purworejo. Seperti apa?

EKO SUTOPO, Purworejo

(http://magelangekspres.com/berita/pesta-demokrasi-di-sman-7-purworejo-seirama-tahapan-pilpres-2014.html)

 Suasana SMA Negeri 7 Purworejo tampak berbeda siang itu, Kamis (14/8). Halaman dan aula sekolah disulap menjadi tiga Tempat Pemungutan Suara (TPS) lengkap dengan sembilan bilik dan enam kotak suara. Ratusan siswa dan puluhan dewan guru terlihat berbaris secara rapi dan penuh semangat untuk memberikan aspirasinya lewat selembar surat suara lengkap dengan nama dan nomor urut lima kandidat.

Mereka bukan sedang melaksanakan pemungutan suara ulang Pilpres 2014. Namun, mereka tengah mengikuti Pemilihan Ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan Majelis Perwakilan Kelas (MPK) menggunakan sistem layaknya Pemilu, yang diberi nama Ketos Election atau Pemilihan Ketua OSIS (Pemilos) Masa Bakti 2014-2015.

Momentum ini cukup menarik dan unik. Pasalnya, tahapan yang digunakan dalam Pemilos mengadopsi sistem yang biasa digunakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam Pemilihan Umum. Penyenggara Pemilos pun dibentuk secara lengkap, mulai dari Dewan Kehormatan (DK), Komisi Pemilihan Siswa (KPS), Pengawas Pemilihan Siswa (Panwalis), hingga saksi masing-masing kandidat. Sementara untuk mendukung kelengkapan logistik Pemilos, KPS meminta bantuan dan kerja sama dengan KPU Kabupaten Purworejo. “Tahapan demi tahapan kami samakan dengan sistem yang dipakai oleh KPU. Sebelum ini juga telah ada tahapan kampanye di setiap kelas dari tim sukses masing-masing kandidat,” ucap Amrullah Insani A, ketua KPS Pemilos, di sela-sela kegiatan. Pemilos yang digelar sejak pagi itu diawali dengan orasi penyampaian visi dan misi masing-masing kandidat disaksikan oleh sebanyak 930 pemilih yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT), terdiri atas 864 DPT siswa dan 66 DPT guru dan karyawan.  Kandidat ketua OSIS nomor 1 yakni Anandato, nomor 2 M Hufron Fakih, dan nomor 3 Alam Reformasi PP. Sementara kadidat ketua MPK nomor 1 yakni Anisa Nabila dan nomor 2 Yudi Kurnia Adi Putra.

Selanjutnya pemilih langsung memberikan hak suara dengan cara mencoblos salah kandidat sesuai dengan nomor urut calon Ketua OSIS dan MPK yang dijagokan. Setelah itu surat suara yang telah dicoblos dimasukkan ke dalam kotak suara.  Untuk menghindari adanya pemilih ganda, setiap usai memberikan hak suaranya para pemilih wajib mencelupkan jari ke dalam wadah dari plastik yang berisi tinta warna biru tua. Setelah tahapan pemilihan usai, penghitungan surat suara pun dimulai. Berdasarkan hasil penghitungan suara yang dilakukan oleh KPS, kandidat Ketua OSIS nomor urut 1, Alam Reformasi Putra, berhasil mengungguli dua kandidat lainnya dengan perolehan suara sebanyak 383 suara. Sementara kandidat ketua MPK nomor urut 1, Annisa Nabila, berhasil unggul dengan perolehan suara sebanyak 609 suara. “Hasil dari Pemilos ini akan ditetapkan pada sidang Pleno Penetapan dan akan diumumkan pada 17 Agustus mendatang. Jika terdapat pelanggaran yang tidak sesuai regulasi masih dapat digugat melalui Dewan Kehormatan yang beranggotakan para guru,” lanjut Amrullah.

Pemilos memang baru pertama kali diadakan di sekolah tersebut. Namun, melihat antusias pemilih yang sangat bersemangat, pihak OSIS berencana akan mengagendakan acara serupa dengan system yang sama pada tahun-tahun mendatang. “Ini sangat bermanfaat sebagai media pendidikan politik bagi kami. Harapannya dapat dikembangkan lagi oleh pengurus OSIS dan MPK terpilih pada tahun selanjutnya,” imbuh Adjie Saputra, Ketua OSIS periode 2013-2014.

Sementara itu, Kepala SMA N 7 Purworejo Padmo Sukoco MPd melalui Waka Kesiswaan, Dra Setyo Mulyaningsih MPd BI mengaku sangat mengapresiasi kegiatan tersebut. Menurutnya, sudah selayaknya para siswa menggelar sebuah pemilihan melalui sistem yang demokratis. Pasalnya, hal itu juga sejalan dengan ilmu yang siswa peroleh dari mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) “Kegiatan ini akan kami evaluasi dari awal hingga akhir pelaksanaan. Jika hasilnya mendapatkan sambutan yang posisitif dari semua pihak, sekolah akan mendukung dan melanjutkan. Tentu dengan kualitas yang semakin baik lagi,” ucap Setyo Mulyaningsih. (*)